Setiap rumah tangga punya ujiannya masing-masing. Hanya karena pasangan suami istri terlihat selalu mesra di media sosial bukan berarti rumah tangga mereka tidak pernah diterpa ujian.
Namanya badai dalam bahterah rumah tangga pasti ada. Badai itu bisa menerjang kapan saja. Bahkan di usia pernikahan yang masih seumur jagung.
Nyatanya menjalani ikatan pernikahan memang tidak mudah. Apalagi di lima tahun pertama. Orang-orang menyebutnya sebagai fase kritis. Masa paling sulit dalam pernikahan.
Kenapa?
Karena kita akan dihadapkan dengan kenyataan bahwa kehidupan pernikahan tidak selalu seperti adegan romantis yang ada di layar kaca. Pun bisa jadi tidak sesuai dengan ekspektasi kita.
So, buat Sobat Kenangan yang belum melepas masa lajang, please, jangan terlalu berkespektasi tinggi pada pasangan. Jangan berpikir menikah itu hanya yang indah-indahnya saja. Biar Sobat nggak kecewa nantinya, apalagi sampai menyesal lalu ujug-ujug minta cerai. Duh, jangan sampai ya!
Karena itu, sebelum melangkah ke pelaminan sangat penting untuk membekali diri dengan ilmu pernikahan. Setidaknya dengan begitu Sobat tidak berjalan menuju gerbang pernikahan dengan tangan kosong tapi ada bekal yang dibawa.
Dengan bekal itu pula Sobat bisa membangun pondasi rumah tangga yang kuat, yang tidak mudah roboh ketika diterjang angin atau badai puting beliung sekali pun.
Ujian dalam Rumah Tangga
Tahukah Sobat, ujian dalam rumah tangga itu bisa datang dari mertua, anak bahkan pasangan sendiri lho. Tentunya hadirnya orang ketiga dan masalah keuangan juga bisa memicu keretakan rumah tangga.
Untuk lebih jelasnya kita bahas satu per satu yuk!
Pasangan
Ujian dalam kehidupan rumah tangga yang pertama datang dari pasangan kita sendiri. Pasangan yang sebelum ijab kabul terlihat begitu sempurna di mata kita, namun tidak demikian setelah berumahtangga.
Setelah menikah, kita akan menemukan banyak kekurangan pasangan yang mungkin tidak pernah kita lihat sebelumnya. Bahkan sekalipun kita menganggap telah mengenal pasangan seutuhnya karena sudah menjalin hubungan yang lama dengannya sebelum mengikrarkan janji suci.
Nyatanya, karakter asli pasangan memang baru akan muncul setelah tinggal seatap. Semua kebiasaan buruk pasangan baru akan terkuak setelah hidup serumah. Tentu tidak mudah menerima kekurangan pasangan apalagi jika kekurangan itu berkaitan dengan sifat.
Misalnya saja, sebelum menikah kita tahunya calon pasangan adalah orang yang sabar dan penyayang. Namun alangkah terkejutnya kita ketika mendapati sang pasangan berubah 180 derajat. Dia yang kita kenal sabar itu ternyata emosian. Dia yang kita tahu penyayang itu rupanya suka main kasar.
Duh, benar-benar ujian banget, kan kalau menghadapi pasangan yang tidak sesuai dengan ekspektasi kita. Belum lagi dengan rasa bosan terhadap pasangan yang bisa saja muncul sewaktu-waktu.
Anak
Selanjutnya yang sering menjadi ujian dalam rumah tangga adalah perkara anak. Ya, kehadiran anak dalam pernikahan memang merupakan anugerah namun sekaligus juga ujian bagi kedua orang tuanya.
Ujian yang berkaitan dengan anak ini ada banyak macamnya. Ada pasangan yang diuji dengan kesulitan memiliki momongan. Ada yang diberi kesempatan untuk mengandung namun mengalami keguguran. Ada yang harus ikhlas kehilangan anak karena lebih dulu dipanggil Allah.
Tidak sedikit pula pasangan yang diuji dengan kehadiran anak istimewa atau yang lebih kita kenal dengan sebutan ABK (Anak Berkebutuhan Khusus).
Bahkan pasangan yang memiliki banyak anak dan semua lahir dalam kondisi normal pun tidak lepas dari ujian ini. Karena mengurus dan membesarkan anak agar dapat tumbuh menjadi anak yang shaleh dan berbakti sesuai yang kita harapkan juga bukan tugas yang mudah.
Jadi jangan mengira ujian tentang anak ini hanya dirasakan oleh mereka yang belum memiliki buah hati. Pasangan yang punya banyak anak juga ada ujiannya sendiri.
Mertua
Berikut ini juga merupakan ujian yang kerapkali dihadapi pasangan, terutama bagi mereka yang masih tinggal serumah dengan mertua.
Sering banget kan dengar perselisihan antara mertua dan menantu. Salah satu penyebabnya, karena mertua sering tidak sadar ikut campur masalah rumah tangga anaknya termasuk dalam urusan pengasuhan cucunya. Selain itu ketidakcocokan sifat juga kerap menjadi pemicu mertua dan menantu susah akur.
Ujian yang satu ini tidak bisa dianggap sepele lho karena faktanya ada banyak rumah tangga yang hancur disebabkan konflik dengan mertua.
Orang ketiga
Menjaga keutuhan rumah tangga butuh perjuangan, karena ujian bisa datang dari arah mana saja. Termasuk datang dari orang luar yang biasa disebut orang ketiga.
Ya, kasus perselingkuhan yang berujung pada perceraian sudah sering terjadi. Rasa jenuh terhadap pasangan menjadi salah satu alasannya. Selain itu hilangnya rasa cinta dan sayang juga menjadi penyebab seseorang berpaling dari pasangannya.
Alhasil rumah tangga yang telah dibina bertahun-tahun lamanya bisa luluh lantak seketika.
Wanita atau lelaki mana yang tidak hancur hatinya ketika mengetahui pasangan yang ia cintai ternyata memiliki WIL (Wanita Idaman Lain) atau PIL (Pria Idaman Lain) di luar sana.
Jika diterpa ujian ini, ada yang memilih berpisah namun tidak sedikit pula yang masih berusaha untuk tetap mempertahankan rumah tangganya.
Finansial
Menikah itu nggak cuma butuh cinta. Menikah juga butuh uang!
Pernah dengar ungkapan tersebut? Pasti pernah dong dan memang demikian adanya. Menikah tidak melulu tentang cinta tapi dalam menjalani bahterah rumah tangga selalu butuh uang.
Mulai dari biaya nikah, biaya kontrak atau bangun rumah, belanja perabotan, penuhi kebutuhan sehari-hari dan lain sebagainya. Semua butuh uang.
Belum lagi kalau sudah punya anak. Jelas kebutuhan bertambah dan pengeluaran pun semakin meningkat. Apalagi biaya hidup sekarang mahal.
Karena itu ujian yang berkaitan dengan masalah keuangan ini juga cukup berat dan termasuk salah satu hal yang menyebabkan pasangan suami istri sering ribut.
Demikian beberapa ujian yang kerap mewarnai kehidupan dalam rumah tangga. Sebenarnya masih banyak lagi ujian lainnya tapi cukup itu saja yang saya bahas.
Ketika dihadapkan dengan ujian-ujian tersebut, bagaimana sih seharusnya sikap kita? Hadapi atau lari dari kenyataan? Yuk kita maknai!
Memaknai Ujian dalam Rumah Tangga
Kehidupan pernikahan bukanlah seperti kisah cinta yang sering tertuang dalam novel remaja. Realitanya hidup berumah tangga penuh dengan ujian dan tantangan.
Setiap rumah tangga punya ujian masing-masing. Ada yang diuji dengan pasangan yang tak setia, ada yang diuji dengan buah hati yang tak kunjung hadir, ada yang diuji dengan anak ABK, ada yang diuji dengan mertua yang susah diajak kompromi dan masih banyak ujian lainnya.
Satu hal yang perlu kita pahami, ujian tersebut hadir bukan untuk melemahkan, sebaliknya justru menguatkan jika kita mampu melewatinya.
Memang tidak mudah menghadapi ujian dalam ikatan pernikahan. Namun percayalah, Allah tidak pernah memberikan ujian di luar batas kemampuan hamba-Nya.
Artinya, ketika Allah memberi ujian, seberat dan sesulit apapun itu pasti bisa kita hadapi karena ujian yang Dia beri sesuai dengan kadar kemampuan kita.
Apalagi Allah memberi ujian nggak cuma-cuma kok tapi sudah sepaket dengan pertolongan dari-Nya. Kita tinggal ikhtiar (berjuang), mohon pada-Nya lewat munajat-munajat kita lalu jangan lupa tawakkal, berserah.
Laa hawla wa laa quwwata illah billah. Tidak ada daya dan tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah.
Demikianlah seharusnya kita memaknai ujian itu. Terima dan hadapi. Pasrahkan pada Allah. Allah kasih kita ujian karena Dia tahu kita mampu menghadapinya.
So far, buat Sobat yang saat ini sedang berjuang menghadapi ujian dari Allah, jangan mudah berputus asa ya. Tetap semangat dan yakin badai dalam rumah tangga kita akan segera berlalu. Lalu setelahnya akan muncul pelangi yang indah.
Semoga rumah tangga kita selalu dalam keberkahan dan berada dalam lindungan Allah. Aamiin yaa Rabb.
Salam,
Semoga kita semua selalu diberi kekuatan dalam mengarungi lautan rumah tangga yang dinamis ini, ya