Tips anti julid ini saya tulis karena saya sering banget menemukan komentar nyinyir di media sosial dan itu sangat menggemaskan.
Apalagi di akun Instagram para artis atau selebgram. Komentar pedas yang mereka dapat dari netizen itu sudah seperti makanan sehari-hari.
Sebenarnya saya jarang sih kepoin akun para seleb, follow mereka saja nggak kecuali akunnya @fitrop karena suka dengan konten-kontennya yang lucu tapi mengedukasi.
Selebihnya, saya cuma mampir ke akun para seleb lainnya kalau memang ada berita tentang mereka yang lagi viral banget. Ceritanya biar nggak ketinggalan informasi gitu *ngeles.
Di situlah saya sempat mengintip komentar para netizen yang bikin geleng-geleng kepala.
Yah, namanya netizen, nggak semuanya fans banyak juga yang haters. Namun baik fans maupun haters bisa sama-sama julid.
Saya sendiri terbilang orang yang sangat jarang memberi komentar di media sosial. Malah tidak pernah sama sekali meninggalkan jejak di akunnya para artis tapi itu tidak lantas membuat saya terhindar dari sikap julid.
Kecenderungan buat nyinyir pasti ada, namun mungkin bedanya saya dengan netizen yang lain, mereka terang-terangan berbuat julid sementara saya nyinyirnya dalam hati.
Apa itu Julid?
Istilah julid tentu tidak asing lagi di telinga sobat Kenangan. Jargon ini pertama kali dipopulerkan oleh Syahrini.
Julid ternyata berasal dari kata binjulid yang merupakan bahasa Sunda, dalam KBBI artinya iri hati dan dengki.
Ya, Julid dimaknai dengan rasa iri dan dengki atas kelebihan atau keberhasilan yang dimiliki orang lain.
Biasanya ditandai dengan menyudutkan orang tersebut yang disampaikan lewat komentar pedas, status atau pendapat di media sosial.
Kalau dalam dunia nyata, orang yang julid biasanya melampiaskan kejulidannya secara verbal dengan bergunjing atau membicarakan aib orang lain.
Kebaikan atau kelebihan apapun yang ada pada orang lain selalu tampak buruk di matanya. Ia pun selalu merasa paling benar sendiri dan merendahkan orang lain.
Sikap julid atau suka nyinyir ini jelas tidak baik dipelihara. Dalam Islam, sikap ini tergolong penyakit hati yang ketika terjangkit si penderita akan merasa hidupnya tidak tenang.
Apalagi iri dan dengki termasuk perbuatan tercela sehingga jelas sikap julid dapat menimbulkan dosa.
Bukan hanya itu, dari beberapa referensi yang saya baca sifat ini juga punya relevansi dengan penyakit jiwa. Hayoo siapa yang masih suka julid, hati-hati lho karena itu salah satu tanda orang yang mengalami gangguan jiwa.
Sikap Julid Tanda Penyakit Jiwa, Benarkah?
Salah satu penjelasan mengenai sifat nyinyir termasuk tanda gangguan jiwa ini saya dapatkan dari artikel viva.co.id
Iri hati merupakan reaksi emosional negatif yang muncul saat kita menyaksikan atau melihat orang lain mendapat pencapaian yang lebih yang membuat kita tidak nyaman dengan hal seperti itu.
Sebagaimana penjelasan dr. Lahargo Kembaren, SpKJ Spesialis Kedokteran Jiwa, dalam program Hidup Sehat, TVOne yang dilansir oleh Viva.
Rasa tidak nyaman itu muncul karena ketika seseorang mendapatkan pencapaian, prestasi atau hal yang baik, maka biasanya ada dua pilihan bagi kita, apakah kita mau mengapresiasi, memuji dengan tulus atau iri hati, dengki, atau julid.
Beliau menjelaskan bahwa apa yang keluar dari kita sangat tergantung dari apa yang memang kita miliki. Kalau dalam diri kita terdapat banyak hal negatif itu yang akan kita ekspresikan. Tapi kalau kita punya hal positif dalam pikiran dan hati kita maka yang keluar juga adalah hal yang positif.
Jadi reaksi yang keluar ketika melihat pencapaian orang lain itu mencerminkan apa yang kita miliki dalam diri.
Nah, menurut Argo orang yang julid ini menunjukkan adanya suatu insecure dalam dirinya. Lebih lanjut beliau juga membenarkan bahwa orang yang suka nyinyir merupakan salah satu tanda orang yang mengidap gangguan kepribadian atau gangguan bipolar.
Contohnya untuk gangguan kepribadian narsistik, itu gangguan kepribadian yang ingin selalu nomor satu, ingin selalu jadi yang utama, selalu memamerkan prestasi, pencapaiannya.
Ketika ada yang lebih dari dia akan muncul rasa iri hati ini. Selain itu ada lagi gangguan mood seperti depresi, atau gangguan bipolar dimana penderitanya merasa rendah diri dan tidak berharga ketika ada orang lain yang lebih baik darinya sehingga muncul rasa insecure, rasa tidak nyaman, yang kemudian menimbulkan sikap julid.
Nah, bahaya banget kan kalau kita jadi orang yang suka nyinyir. Bukan hanya menambah dosa tapi juga rentan mempengaruhi kesehatan mental kita.
Intinya tidak ada gunanya sama sekali memiliki sifat tercela ini. Toh, kita juga nggak dapat keuntungan apa-apa kan ketika memberikan komentar pedas atau mengumbar aib orang lain.
Namun tidak bisa dimungkiri godaan untuk berbuat julid itu besar sekali, apalagi di Instagram, tempat dimana orang-orang bisa dengan bebas mengekspos kebahagiaanya.
Entah itu foto traveling ke luar negeri, foto menu makanan enak di restauran, OOTD dengan produk branded, bagi-bagi hadiah atau sedekah dengan terang-terangan, dan lain sebagainya.
Lantas bagaimana agar kita bisa bersikap anti julid saat berselancar di media sosial? Berikut ini ada sedikit tips dari saya untuk Sobat Kenangan sekalian. Simak yuk!
Tips Anti Julid di Media Sosial
Sekali lagi saya menulis postingan ini bukan berarti saya tidak pernah julid. Terserang penyakit hati seperti iri, dengki atau julid adalah hal yang sebenarnya manusiawi.
Masalahnya, ketika penyakit itu muncul, kita berada di posisi yang mana? Memelihara penyakit tersebut atau berusaha untuk segera menyembuhkannya?
Jika kita memilih untuk sembuh dari berbagai penyakit hati maka yang kita lakukan adalah menahan diri.
Menahan jempol kita dari memberikan komentar pedas. Menahan lisan kita dari membicarakan keburukan orang lain.
Cukup rasa iri atau keinginan untuk julid itu muncul selintas dalam hati lalu kita segera mengobatinya dengan istighfar, dengan berpikiran positif.
Jangan sampai sikap tercela itu menguasai diri hingga membuat kita tidak bisa menhahan diri. Ya, kuncinya ada pada bagaimana usaha kita untuk melawan penyakit itu
Nah, berikut ini ada beberapa tips yang bisa Sobat Kenangan terapkan agar bisa menjadi orang yang anti julid di media sosial.
Syukuri apa yang kita miliki
Rasa iri atau tidak suka dengan kelebihan atau keberhasilan yang dimiliki orang lain biasanya muncul karena kita masih menjadi pribadi yang kufur nikmat.
Kita selalu suka membandingkan kehidupan kita dengan kehidupan orang lain. Hal tersebut lantas membuat kita kurang bersyukur dengan apa yang kita miliki.
Padahal setiap orang punya kehidupannya masing-masing, termasuk urusan rejeki. Seharusnya kita tidak perlu iri dengan kebahagiaan orang lain karena kita pun punya kebahagiaan kita sendiri.
Maka yang perlu kita lakukan adalah stop membandingkan diri kita dengan orang lain. Cukup bersyukur dengan apa yang kita miliki. Setidaknya dengan menjadi pribadi yang bersyukur bisa menjauhkan kita dari sikap julid.
Berhentilah untuk terlalu kepo di media sosial
Tips anti julid berikutnya adalah berhenti terlalu kepo dengan masalah orang lain.
Kepo memang bisa diartikan sebagai bentuk perhatian, namun jika dilakukan secara berlebihan bisa menjadi pemicu sikap julid.
Apalagi kita tidak memiliki urusan bahkan hubungan apa-apa dengan orang tersebut. Sebagai contoh kepoin akun seleb yang sedang terlibat suatu masalah.
Nah, gara-gara sering kepoin seleb tersebut akhirnya kita tidak bisa menahan diri untuk ikut-ikutan jadi netizen julid dengan memberi komentar pedas.
Hal ini juga berlaku pada saudara, teman dekat atau kerabat yang lagi mengalami masalah dan sempat curcol di media sosial.
Sebagai kenalan yang baik sikap yang seharusnya kita lakukan bukan kepo atau mencari tahu sampai ke akar-akarnya masalah yang dialami saudara, teman atau kerabat kita itu.
Namun cukup hadir layaknya pendengar setia lalu memberikan komentar positif seperti memberikan dukungan atau menghibur bukan penghakiman apalagi nyinyiran.
Jangan ikut campur urusan orang lain
Masih berkaitan dengan poin di atas, setiap orang punya urusan atau masalah masing-masing. Jika kita tidak terlibat atau berkepentingan dengan urusan tersebut ya tidak usah ikut campur.
Apalagi sampai mengompori dengan memberikan komentar-komentar negatif yang justru membuat keadaan makin keruh.
Jangan habiskan waktu kita untuk ikut campur urusan orang lain karena toh tidak ada gunanya juga buat kita. Yang ada malah nambah dosa.
Jadi daripada sibuk dengan urusan orang lain mending fokus dan benahi sendiri urusan kita. Coba instropeksi diri. Atau coba bayangkan seandainya kita yang berada di posisi orang yang dijulid? Bagaimana sedihnya perasaan kita, seperti itulah yang dirasakan orang yang kita nyinyirin.
Lagipula kita juga punya banyak keburukan, kan? Hanya saja Tuhan yang Maha Penyayang menutupi semua aib kita. Lantas dengan aib yang kita miliki apa pantas kita nyinyirin aib orang lain?
Berpikirlah positif dan hindari berprasangka buruk terhadap orang lain
Tidak dimungkiri orang yang doyan nyinyir atau julid adalah mereka yang memang dari sononya suka berpikiran negatif. Selalu berprasangka buruk terhadap orang lain.
Orang posting kebahagiaan dibilang pamer, posting kesedihan dianggap cari perhatian, posting kegiatan sedekah dianggap riya, posting kegiatan jalan-jalan ke luar negeri, belanja barang branded ini itu komennya eh mending uangnya dipake buat sedekah, dan bla bla.
Begitulah netizen julid, komentar pedasnya seakan tak berujung. Apa pun yang diposting orang selalu tampak jelek di matanya. Sikap seperti itu tumbuh karena di otaknya sudah terlanjur tertanam pikiran negatif.
Selalu menganggap orang lain salah dan dirinyalah yang benar. Sangat pandai mengkritisi orang lain sampai lupa bercermin.
Beda halnya dengan orang yang memaknai hidup dan apa pun yang dijalaninya termasuk di media sosial dengan pikiran positif, yang tidak mudah su’udzon dengan orang lain. Orang seperti ini tentu tidak suka berbuat julid.
Jadi kalau kita ingin jadi orang yang anti julid berhentilah mencari-cari kesalahan orang lain, jangan biarkan pikiran negatif yang menguasai diri kita dan stop berpikiran buruk terhadap orang lain karena apa yang kita pikirkan belum tentu benar.
Pahami bahwa media sosial hanyalah sebuah media
Media hiburan, media komunikasi, media silaturahmi, media untuk mendapatkan penghasilan. Begitulah seharusnya kita memaknai media sosial.
Media sosial sebenarnya memiliki banyak sekali manfaat jika digunakan dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya dapat membawa mudarat yang besar jika salah digunakan.
Ya, ibaratnya media sosial itu seperti pisau bermata dua. Jadi baik buruknya media sosial sangat bergantung pada bagaimana kita menggunakannya.
Sayang sekali lho kalau media sosial hanya kita gunakan sebagai tempat nyinyir. Buka medsos hanya untuk komen buruk di mana-mana.
Sayang sama waktu yang terbuang begitu saja. Sayang sama kuota yang ludes untuk hal-hal yang tidak berguna.
Jadi saran paling ampuh buat sobat kenangan yang masih belum bisa berhenti julid kalau buka Instagram, Twitter, Facebook, dkk adalah tinggalkan media sosial.
Ya, kalau tujuan sobat buka medsos hanya untuk nyinyir, mending tinggalkan. Dengan begitu dijamin sobat tidak akan julid lagi di media sosial.
Namun tips tersebut juga belum sepenuhnya efektif. Sekalipun sudah berhenti main medsos tapi kalau belum juga sadar ya sama doang. Dimana pun berada baik itu di dunia nyata atau maya, dia akan tetap julid.
So far, kalau benar-benar ingin jadi manusia yang anti julid khususnya di media sosial, sadarilah bahwa sikap julid tidak pernah mendatangkan kebaikan pada diri kita
Penutup
Demikian ulasan seputar tips anti julid di media sosial. Tips yang disebutkan di atas sudah pasti tidak ada gunanya kalau tidak dipraktikkan.
Berusaha untuk tidak julid di media sosial memang sulit karena godaannya banyak sekali. Namun meski sulit bukan berarti tidak bisa, kan?
Intinya kembali ke kesadaran diri. Kalau kita sadar bahwa julid adalah sikap tercela, perbuatan yang hanya mendatangkan dosa maka kita akan berusaha untuk menghindarinya.
Sekian sharing saya kali ini. Semoga bermanfaat dan semoga kita semua bisa jadi orang yang anti julid di media sosial.
Satu pemikiran pada “Tips Anti Julid di Media Sosial”