Pengalaman Pertama Ngeblog di WordPress

Pengalaman pertama ngeblog di WordPress. Sebelumnya saya nggak kepikiran sama sekali mau punya blog di WordPress karena terlanjur betah ngeblog dengan platform Blogger. Bahkan meski sudah banyak teman blogger yang memutuskan migrasi dari Blogger ke …

Pengalaman pertama ngeblog di WordPress. Sebelumnya saya nggak kepikiran sama sekali mau punya blog di WordPress karena terlanjur betah ngeblog dengan platform Blogger.

Bahkan meski sudah banyak teman blogger yang memutuskan migrasi dari Blogger ke WordPress dengan alasan ingin terlihat lebih profesional, saya tidak tertarik untuk ikutan pindah.

Seriously. Saya benar-benar tidak penasaran dengan platform yang disebut-sebut punya banyak keunggulan itu. Ya intinya saya pengen setia dengan satu platform blog saja.

Untuk apa coba cari yang lain kalau saya sendiri sudah nyaman dengan Blogger? *eaa.

Awal mula muncul niat membuat blog di WordPress

Hingga suatu hari Bang Qbenk, founder SEO Moms Community menawarkan diri mau membantu moms di WAG SEO Moms Basic SulbarNusra yang berminat pakai WordPress dengan biaya hosting murah.

Para moms langsung merespon tawaran tersebut dengan cepat. Banyak yang berminat rupanya, termasuk saya tentunya, haha.

Akhirnya terkumpullah 10 moms yang bersedia patungan buat beli hosting.

Yap, biaya yang perlu kami keluarkan untuk hosting ini sangat terjangkau karena bayarnya rame-rame, hehe😀

Baiklah, harus saya akui, salah satu alasan yang yang bikin saya tidak tertarik menggunakan WordPress karena biaya hostingnya cukup mahal.

I think, kalau saya bisa pakai blog secara cuma-cuma untuk apa pakai blog berbayar? Toh, tampilan blog gratisan kayak Blogger nggak kalah cakep dari self hosted blog dan masih bisa bersaing di halaman depan Google.

Selain itu yang bikin saya ogah pake WordPress karena pasti ribet urus migrasinya. Walau ada cara mudah migrasi dari Blogger ke yakni dengan menggunakan jasa layanan migrasi yang ada tapi ujung-ujungnya kan keluar duit lagi.

Makanya pas Bang Qbenk tawarin beli hosting dengan cara patungan saya langsung tertarik dong. Tanpa pikir panjang saya juga memutuskan untuk beli domain baru sehingga tidak perlu ribet dengan urusan migrasi.

Meski dengan demikian berarti tugas saya untuk mengurus blog kian bertambah, haha. But no problem punya blog lebih dari satu yang penting bisa diurus dengan baik, iya nggak?

Kesan pertama ngeblog di WordPress

Sebelumnya mari kita samakan persepsi dulu. Bagi saya kegiatan ngeblog itu bukan sebatas publish tulisan.

Ketika kita masuk di dashboard blog dan mengutak-atik isinya maka itu juga merupakan bagian dari aktivitas blogging.

Berhubung sebelumnya saya sudah pernah log in dan menulis postingan di platform WordPress sehingga penampilan dashboard-nya tidak asing lagi di mata saya.

Hanya saja sebelum-sebelumnya saya masuk ke self hosted milik orang lain otomatis akses saya terbatas. Saya cuma bisa log in sebagai kontributor bukan admin.

Nah, sekarang saya sudah punya akun WP admin dengan akses tidak terbatas dimana saya bebas mengulik fitur-fitur yang ada di dalamnya.

Istilah plugin yang selama ini saya dengar, akhirnya bisa saya lihat sendiri. Oh ternyata ini toh yang namanya plugin.

Pantesan banyak yang doyan pake WordPress karena penggunaannya memang praktis. Tinggal install dan aktifkan plugin.

Nggak ribet kayak blogger yang untuk pasang TOC (Table of Content) atau daftar isk saja harus masuk dulu ke menu edit HTML dan berkutat dengan kode-kode.

WordPress juga punya koleksi tema dengan proses kustomisasi yang sangat mudah. Ada banyak sekali tema WordPress yang bisa saya pilih sesuka hati.

Sejauh ini saya sudah mencoba beberapa themes dan plugin gratisan. Sangat menarik. Saya seperti menemukan mainan baru yang seru dan mengasyikkan😀

Selain itu saya sepertinya tertarik juga mau mencoba theme premium. Sudah sempat cari di beberapa situs penyedia tema WordPress yang recommended sih tapi baru sebatas lihat-lihat doang, belinya nantilah kalau sudah ada money. Sekarang mau nabung dulu, wkwkw.

Oh ya saya tidak membutuhkan waktu lama untuk memahami WordPress, karena meski tampilan dasbor adminnya berbeda dengan dasbor Blogger namun cukup dengan mengeksplor, saya bisa langsung tahu fungsi dari fitur-fiturnya.

Yah, menurut saya tidak begitu sulit menggunakan WordPress. Kendati demikian tentu saja masih banyak hal yang perlu saya pelajari tentang self hosted ini.

Perbedaan Blogger dan WordPress

blogger vs wordpress

Dari pengalaman pertama saya ngeblog di WordPress self hosted saya jadi tahu perbedaannya dengan Blogger. Namun di sini saya hanya menjelaskan perbedaan mendasarnya saja ya.

Dulu saya sempat mengira cukup dengan beli domain, blog saya sudah bisa disebut sebagai blog berbayar.

Lalu ada yang mengomentari, katanya meski sudah mengeluarkan uang buat beli Top Domain Level (TLD) kalau ngeblognya masih di platform Blogger tetap saja masih disebut blog gratisan.

Lho kok?

Nah, saat itulah baru saya ngeh, ternyata yang dimaksud dengan blog berbayar adalah blog dengan layanan self hosted yang tersedia di WordPress.org.

Agar bisa memiliki blog di WordPress self hosted kita harus mengeluarkan biaya untuk membeli domain dan hosting.

Sedangkan di Blogger, tanpa mengeluarkan uang sepersen pun, cukup dengan modal akun Google saja kita sudah bisa membuat blog.

Atau kalau ingin alamat blog kita kelihatan keren tanpa embel-embel blogspot tinggal kita belikan domain.

Jika menggunakan Blogger kita memang tidak perlu membeli hosting karena tempat penyimpanan data tersebut sudah disediakan oleh Google dan dapat kita gunakan secara gratis.

Hanya saja karena kita menggunakan layanan hosting dari Google maka kita tidak memiliki kontrol penuh. Nah, ini letak perbedaan mendasar antara WordPress dan Blogger.

Ibaratnya hosting adalah sebuah lahan. Sehingga ngeblog di Blogger sama seperti kita cuma numpang bangun blog di lahan Google. Status kita hanya penyewa bukan pemilik.

Apabila sewaktu-waktu kita dianggap melanggar syarat dan ketentuan dari pemilik lahan dalam hal ini Google maka bisa saja blog kita kena gusur alias hilang dari mesin pencari.

Beda halnya kalau bangun blog di layanan self hosted, ibaratnya kita bangun blog di lahan sendiri. Karena status kita di sini adalah pemilik maka kita punya kontrol penuh terhadap blog yang kita bangun.

Perbedaan WordPress.com dan WordPress.org

wordpress.com vs wordpress.org

Selain menggunakan Blogger, saya juga pernah ngeblog di WordPress gratisan. Waktu itu saya belum tahu kalau WordPress punya dua jenis yaitu versi instan (blog) dan versi install (website).

Jadi Content Management System (CMS) yang bersifat open source ini menyediakan dua layanan yaitu WordPress.com dan WordPress.org.

Sebenarnya baik WordPress.com maupun WordPress.org sama-sama gratis lho.

WordPress.com adalah layanan hosting untuk membuat blog gratis. Dalam artian ketika kita membuat blog dengan platform ini kita tidak perlu beli domain dan hosting karena kedua layanan tersebut sudah disediakan oleh WordPress.com.

Sementara WordPress.org merupakan platform CMS yang menyediakan layanan self hosted dimana lewat platform ini kita bisa membangun blog atau website sendiri dengan mudah dan praktis. Bahkan meski tidak memiliki pengetahuan sama sekali mengenai pemograman.

Pasalnya WordPress memiliki ratusan bahkan ribuan themes dan plugin menarik yang dapat dimaksimalkan fungsinya untuk membangun sebuah blog  profesional maupun website e-commerce.

Di WordPress.org inilah kita dapat mengunduh file WordPress secara GRATIS. Namun untuk proses penginstallannya, kita membutuhkan sebuah domain dan hosting.

Membuat Blog di WordPress

Bagaimana cara membuat blog di WordPress? Apakah mudah atau sebaliknya?

Bagi yang berpengalaman pastinya mudah, sebaliknya yang belum ada pengalaman sama sekali mungkin bakal mengalami kesulitan.

Nah, sejujurnya saya tipe orang yang suka belajar secara otodidak. Saya ingat pertama kali punya blog di Blogger.

Dari awal membuat, gonta-ganti template, otak-atik kode html hingga akhirnya memutuskan membeli domain dan menghubungkannya, semua saya lakukan sendiri dengan modal bertanya pada Google.

Barangkali saya juga bisa membuat blog di WordPress hanya dengan mengandalkan tutorial membuat blog di WordPress yang artikelnya bisa dengan mudah saya temukan di Google.

Sayangnya dari awal saya memang nggak kepikiran mau bikin blog di WordPress.

Kalau nggak ada yang nawarin mau buatkan blog berbayar dengan harga hosting murmer ya mungkin sampai saat ini saya ngeblognya masih di blog gratisan doang, hehe.

So far, di sini saya nggak bisa menceritakan secara detail terkait proses pembuatan WordPress self hosted khususnya pada langkah penginstallan karena step tersebut bukan saya yang tangani, tapi untuk step-step lainnya bisalah saya jelasin sedikit.

Lantas bagaimana cara membuat blog di WordPress?

Siapkan domain, hosting dan WordPress

Langkah pertama pastikan sebelum membuat blog di WordPress ketiga item ini sudah tersedia.

  • domain
  • hosting
  • WordPress.

Untuk domain dan hosting bisa kita dapatkan di perusahaan penyedia layanan website seperti Qwords, DomaiNesia, Rumah Web, Niagahoster dan lain sebagainya.

Harga domain dan hosting biasanya bervariatif tergantung tempat dimana kita membelinya.

Saran saya sebelum memutuskan membeli hosting dan domain kunjungi dulu semua situs-situs penyedia layanan tersebut lalu bandingkan untuk menemukan harga yang terbaik.

Atau bisa cari rekomendasi dulu dengan searching di Google dan bertanya pada teman-teman blogger.

Eniwei, untuk membuat blog dengan WordPress ini kita nggak mesti beli domain dan hosting di tempat yang sama ya. Boleh di dua tempat berbeda.

Seperti domain blog ini saya kemarin belinya di DomaiNesia dengan harga terjangkau karena lagi ada promo.

Untuk hosting, belinya di tempat berbeda, saya kurang tahu dimana karena Bang Qbenk yang urus, tapi harganya murah juga karena bayarnya kan patungan, hihi.

Sementara untuk mendapatkan file WordPress tidak membutuhkan biaya karena bisa kita unduh secara gratis di WordPress.org.

Jika ketiga point tersebut sudah tersedia maka langkah selanjutnya adalah menginstall WordPress.

Install WordPress di Hosting

Step ini yang tidak sempat saya lakukan  sehingga saya belum begitu paham mengenai cara menginstall WordPress.

Namun dari berbagai artikel yang saya baca saya dapat sedikit pengetahuan terkait proses penginstallan WordPress di hosting.

Kita dapat menginstall WordPress dengan cara manual atau otomatis.

Cara manual adalah dengan menginstal WordPress di localhost tanpa harus terhubung dengan internet.

Namun pastikan di laptop sudah terinstall LAMP atau XAMPP. Selain itu pastikan juga database seperti web server, php, mysql sudah tersedia.

Cara install WordPress yang paling umum adalah install otomatis yakni dengan menginstall WordPress di hosting. Cara kedua ini tentunya lebih mudah ketimbang install manual.

Tempat kita beli hosting biasanya sudah menyediakan aplikasi untuk menginstall WordPress di hosting secara otomatis seperti Softaculous Apps Installer atau aplikasi auto installer lainnya.

Selain kedua cara tersebut di tempat penyedia hosting seperti DomaiNesia punya fitur Instant Deploy yang cocok untuk pemula karena bisa membuat blog atau website di WordPress dengan mudah dan cepat.

Opsi ketiga ini bisa jadi alternatif juga buat kita yang mau install WordPress tanpa ribet.

Selanjutnya, setelah proses penginstallan selesai dan juga telah menginput data seperti domain, judul blog/website, deskripsi blog/website, user admin dan password maka selamat blog WordPress telah jadi.

Masuk ke dashboard WordPress

Langkah selanjutnya setelah berhasil menginstall WordPress  adalah masuk ke dasbor. Nah di tahap inilah baru saya mulai mengeksplor WordPress self hosted. 

Jadi saya terima blog ini memang dalam keadaan sudah beres alias siap pakai.

Beidewei, untuk masuk ke dasbor blogger kita harus mengunjungi platform blogger.com dan log in di sana. Begitupula ketika ingin masuk ke dasbor WordPress versi blog kita harus membuka platform WordPress.com terlebih dahulu.

Jadi kalau mau buka dasbor WordPress self hosted apakah harus mengunjungi WordPress.org?

Jawabannya tidak. Kita kan sudah tidak numpang di lahan orang. Sudah punya lahan sendiri. Sehingga untuk masuk ke dasbornya ya langsung saja kunjungi alamat blog sendiri yang di belakang domainnya ditambahkan wp-admin.

Contoh : https://domain.com/wp-admin

Masukkan username dan password yang sudah dibuat pada saat menginstall WordPress.

Setelah berhasil log in kita akan menemukan tampilan layar seperti ini

dashboard wordpress
Penampakan dashboard WordPress

Dibanding blogger dan WordPress.com, tampilan WordPress.org ini jauh lebih kompleks. (Namanya juga blog premium🤭). Tentunya ada banyak fitur menarik di dalamnya yang bisa kita eksplor.

Of course, tidak sulit memahami menu-menu yang ada di dasbor WordPress. Kalau kamu sudah coba eksplor sendiri pastinya kamu juga bakal langsung tahu fungsi dari setiap menu.

Menu-menu di WordPress

Dasbor WordPress terbagi atas tiga bagian yaitu toolbar, area kerja dan navigasi menu.

Pada toolbar terdapat beberapa icon seperti icon menu navigasi (untuk menampilkan menu-menu), icon home (untuk mengunjungi situs), icon komentar (untuk mengetahui jumlah komentar yang masuk) serta gambar profil yang terletak di pojok kanan atas.

Pada area kerja kita akan melihat ucapan sambutan Selamat Datang di WordPress lalu ada tombol untuk kita bisa langsung memulai mengelola blog atau website.

Selain itu terdapat beberapa informasi mengenai status kesehatan situs, aktivitas yang kita lakukan, acara dan berita WordPress serta selayang pandang terkait jumlah pos, laman serta komentar yang masuk.

Jika tiba-tiba dapat ide kita juga bisa meluncur ke area kerja ini untuk mengerjakan draft cepat.

Berikutnya bagian dasbor yang tak kalah penting adalah navigasi menu. Umumnya WordPress terdiri atas 10 menu, yaitu :

  1. Dasbor (menampilkan beranda)
  2. Pos (membuat postingan umum/artikel)
  3. Media (memuat gambar atau video yang kita unduh)
  4. Laman (membuat postingan khusus)
  5. Komentar (menampilkan komentar yang masuk)
  6. Tampilan (memasang tema dan melakukan kustomisasi)
  7. Plugin (memasang plugin untuk memaksimalkan kinerja blog)
  8. Pengguna (mengatur pengguna)
  9. Peralatan (impor dan ekspor blog WordPress)
  10. Pengaturan (berisi pengaturan blog WordPress)

Jumlah menu navigasi WordPress di atas bisa saja bertambah menjadi 11 atau 15, tergantung plugin yang kita install dan aktifkan.

Memasang tema WordPress

Untuk memasang tema WordPress mudah sekali. Kita cukup masuk ke menu tampilan lalu pilih tema maka di area kerja akan muncul beragam tema menarik yang bisa kita install sesuka hati.

Ada ratusan bahkan ribuan mungkin tema gratis bawaan WordPress. Meski gratis, rata-rata temanya sudah responsif, SEO friendly dan ringan.

Tampilannya juga nggak kalah keren lho dari tema berbayar. Minesnya cuma kurang powerfull dan kurang profesional saja karena harus menyertakan credit, hehe.

But, it’s Ok. Dengan tema gratis bawaan WordPress kita sudah bisa membangun blog atau website yang keren.

Tinggal pintar-pintarnya kita saja sih memilih tema yang sesuai dengan kebutuhan.

Kita bisa menginstall lebih dari satu tema. Jadi kalau mau koleksi tema WordPress ya sah-sah saja tapi ingat cuma satu tema yang bisa diaktifkan, hehe.

Sebelum mengaktifkan tema sebaiknya lakukan pratinjau dulu. Kalau sudah oke baru aktifkan kemudian lakukan penyesuaian.

Yap, WordPress memberikan kebebasan kepada penggunanya untuk melakukan kustomisasi (penyesuaian) dengan mudah dan cepat.

Menginstall Plugin

Selain kustomisasi tema yang praktis, WordPress juga punya fitur unggulan yang tidak ada pada platform blog gratisan.

Fitur inilah yang membuat WordPress menjadi platform CMS yang banyak diminati blogger. Pluginnya dapat memaksimalkan kinerja blog/website.

Jumlah plugin gratisan yang tersedia di WordPress juga ada banyak sekali baik yang free maupun pro tinggal pilih sesuai kebutuhan.

Sejauh ini saya baru mencoba beberapa plugin, yaitu :  Yoast SEO, Table of Content, Elementor, Akismet Anti Spam dan Editor Clasic.

Untuk cara pasangnya cukup simple, masuk saja ke menu plugin lalu pilih plugin yang diinginkan, instal dan aktifkan.

Membuat postingan blog di WordPress

Setelah tampilan blog sudah cakep, jangan lupa ya fokus utama kita membuat blog di WordPress adalah konten.

Jadi jangan juga terlalu keasyikan mengeksplor tema dan plugin serta berbagai fitur lainnya sampai lupa menulis, hehe.

Untuk membuat postingan di WordPress kita bisa masuk di menu pos dan laman. Mungkin ada yang bingung, kok ada dua menu untuk membuat postingan?

Meski sama-sama digunakan untuk membuat postingan tapi menu pos dan laman ini punya fungsi yang berbeda.

Menu laman bersifat statis dan mandiri sehingga berfungsi  untuk postingan khusus seperti about me, portofolio, contact atau landin page 

Sedangkan menu pos memiliki sifat dinamis dan tampilan lamannya berkelanjutan. Maka menu inilah yang dapat kita gunakan untuk membuat postingan umum seperti artikel. Kurang lebih seperti itu penjelasannya.

Eniwei, sebagai blogger yang sehari-hari ngeblog hanya mengandalkan gawai saya tidak menemukan kesulitan sama sekali saat menulis di dasbor WordPress karena tampilannya sudah mobile friendly.

Malah saya senang karena bisa langsung tahu jumlah kata yang sudah saya tuliskan tanpa perlu mengecek lagi ke word atau situs penghitung jumlah kata.

Selain itu saya juga merasa sangat terbantu dalam membuat postingan yang SEO friendly dengan memasang plugin Yoast SEO.

Penutup

Bagi setiap orang pengalaman pertama tentu memiliki kesan tersendiri bahkan menjadi kenangan yang tak ingin dilupakan. Karena itu saya sengaja mengabadikan cerita ini biar saya ingat momen pertama kali ngeblog di WordPress.

Yah setelah bertahun-tahun ngeblog akhirnya di 2021 ini saya bisa membangun blog di WordPress.org. Hal yang sebelumnya tidak terpikirkan di benak saya.

Untuk itu saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Bang Qbenk dan teman-teman blogger di SEO Moms Community yang sudah memotivasi saya sehingga lahirlah Kamar Kenangan ini.

Salam,

 

19 pemikiran pada “Pengalaman Pertama Ngeblog di WordPress”

Tinggalkan komentar

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.